Kabupaten Sumbawa Barat saat ini sedang menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berdampak luas pada masyarakat, khususnya anak-anak. RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat telah menjadi pusat rujukan utama bagi para penderita DBD dari seluruh puskesmas yang ada di wilayah ini. Sejak penetapan status KLB, sebanyak 113 pasien penderita DBD telah dirawat di RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat, dengan sebagian besar kasus melibatkan anak-anak.
Direktur RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat, dr. Carlof,M.MRS menyampaikan bahwa pihak rumah sakit telah mempersiapkan segala sarana dan prasarana untuk menghadapi lonjakan pasien. “Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Seluruh tim medis bekerja ekstra, dan kami juga memastikan ketersediaan fasilitas, seperti ruang perawatan khusus serta suplai darah bagi pasien yang membutuhkan transfusi,” ujar dr. Carlof,M.MRS
Penanganan pasien di RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat difokuskan pada stabilisasi kondisi pasien serta pemberian perawatan intensif. Berbagai prosedur telah dijalankan untuk menangani kasus-kasus yang masuk, mulai dari pemberian cairan intravena hingga pemantauan ketat tanda-tanda vital pasien. Menurut data yang diperoleh, sebagian besar pasien yang dirawat menunjukkan kondisi yang berangsur membaik.
dr. Made Yoga Putra S., Sp. A., M.Sc., selaku spesialis anak di RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat, menjelaskan bahwa pasien anak membutuhkan perhatian ekstra, mengingat sistem imun mereka yang lebih rentan. “DBD pada anak sering kali menunjukkan gejala yang lebih serius dibandingkan orang dewasa. Kami di RSUD Asy-Syifa’ memastikan setiap pasien mendapatkan penanganan sesuai protokol medis yang berlaku, termasuk tindakan preventif untuk mencegah komplikasi,” jelas dr. Made Yoga.
Dalam rangka mempercepat respons terhadap KLB, RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat bekerja sama dengan puskesmas di seluruh Kabupaten Sumbawa Barat untuk mendeteksi dini kasus DBD. Sistem rujukan diperkuat dengan koordinasi yang intensif, sehingga pasien dapat segera mendapatkan perawatan di tingkat rumah sakit apabila kondisinya memburuk. Pihak rumah sakit juga mengapresiasi peran aktif puskesmas dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait gejala DBD dan pentingnya pencegahan.
Sementara itu, Pemerintah Daerah kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Kesehatan turut mendukung upaya penanggulangan KLB ini dengan menyediakan bantuan logistik dan menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kegiatan seperti fogging, pembagian abate, dan edukasi kebersihan lingkungan digencarkan di kawasan pemukiman yang menjadi daerah endemik.
dr. Carlof,M.MRS menambahkan, “Kami tidak hanya berfokus pada penanganan medis, tetapi juga berupaya memberikan dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga. Beban emosional selama masa perawatan sangat berat, terutama bagi anak-anak. Oleh karena itu, kami menghadirkan pendekatan yang humanis dalam pelayanan.”
Sebagai bentuk komitmen dalam menghadapi KLB ini, RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat juga menyiapkan tim respons cepat yang siap bertugas 24 jam untuk menangani kasus-kasus darurat. “Kami berharap masyarakat tetap waspada dan segera mencari pertolongan medis jika muncul gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri sendi, dan munculnya bintik merah di kulit,” tutup dr. Made Yoga Sp.A.,MSc
Dengan langkah-langkah strategis yang telah dilakukan, RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat menunjukkan perannya sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya dalam menghadapi situasi darurat seperti KLB DBD. Upaya bersama antara tenaga medis, pemerintah, dan masyarakat diharapkan dapat segera mengakhiri wabah ini.